CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BOHAI DIPERKOSA PART2

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BOHAI DIPERKOSA PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BOHAI DIPERKOSA PART2, Hasrat-Bispak20 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main , masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya terasa tak mau menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terdesak kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya tengah jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu mengayalkan bagaimana nampaknya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, dan tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Serta saya justru semakin terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya waktu Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya sebab kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, oleh karena itu pembicaraan saya sudah tidak terlewati,


"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tuturnya, "Saya membikin kamu makin nikmat di sini ya?"


Juragan menguak kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba jika begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BOHAI DIPERKOSA PART2

Saya belum sempat disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu hal yang pengin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan selalu memain-mainkan itil saya tanpa ada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pula ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tidak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Betul-betul, saya terasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan selalu main di kemaluan saya, dan tidak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya pada akhirnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap serta begitu nikmat, sampai ada yang keluar tubuh saya setelah itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian omong, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Dan mendadak saja, Juragan udah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memanglah saya belum mengetahui banyak berkenaan tubuh lelaki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memaparkan, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot lihat anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… tetapi tidak akan muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu pengen kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya digagahi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa ada menanti jawaban, menerobos lebih dalam ke anu saya. Saya cuman dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya lihat. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan terus nggenjot saya, masuk keluar, masuk-keluar, jadi lama lebih cepat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoyangkan pergerakan Juragan. Saya sampai tidak dapat bicara, hanya dapat ndesah dan njerit gak karuan. Saya usaha meminta Juragan tak boleh kencang-kencang, namun beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dilunasi? Mengapa nggak sejak dahulu saja, ya?Tebersit pemikiran semacam itu dalam kepala saya. Tetapi saya lewatkan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah serta meminta saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau kayak apa keliatannya saya. Muka saya pastinya tampak porno sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan tampak puas.


"Hah… uh… Mari terus Denok… saya suka ndengar suaramu jika dientot… mbikin lebih hasrat. Kamu senang juga, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan omongan gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"Denokh… uh… kelak bila telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Hingga sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu kalaupun kamu udah… hingga sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa artinya Juragan, serta tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, kalaupun kepala saya banyak hati nikmat sebab dientot Juragan. Tetapi tidak lama setelah itu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian suka nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya maka dari itu burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa gantengg saya pada saat saya menjerit kesenangan itu. Saya merasai ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Dan selanjutnya robohlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terjepit jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia selanjutnya geser saya dan bangun, lalu pakai kembali pakaiannya. Sembari memakai pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa pula ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu pengen, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BOHAI DIPERKOSA PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar sewa kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga kemudian kapabilitas saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, cakepg saya sudah tentu tidak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur serta melekat di seprai dipan Juragan. Juragan lagi duduk perhatikan saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan serta tergesa-gesa turun. Di bawah, di muka toko tambah ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya tidak berani hadapi mereka, apa lagi cocok awut-awutan berikut ini. Saya sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, rupanya ibu pemilik kontrak kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok acak-acakan begitu? Habis ngapain kamu?"


Seluruh pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya terus membuka busana dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, basuh muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya laksanakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewaan 3 bulan. Apa saya berduka atau malu? Apa saya hendaknya berduka atau malu? Gak tahulah… Namun yang terjadi jadi tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang sedang dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini kejadian kehidupan saya. Selepas hari itu, ada yang beralih di kehidupan saya. Saya selalu cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, setiap saat saya butuh uang, saya gak kembali enggan-segan menjajakan tubuh saya ke lelaki. Saya ketahui ini tidak betul, serta semestinya saya stop, tetapi rayuan duwit sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, semuanya orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Dan saat ini saya juga di kenal jadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Telah malam, serta saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seseorang, saya berikan senyuman manis serta saya bisikkan harga saya kalaupun ia ingin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang punyai tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tukasnya sekalian menggauli kemben saya.


"Pengen donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruh orang yang berada di sana, sekedar ia dan seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang tidak laku-laku dikontrak lantaran terletak sangat ke dalam.  Saya membuka antara lainnya dan saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertama?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sempat sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir barangkali dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya gak peduli… yang saya berpikir cuman kerja seperti berikut lebih ringan mendapat duit. Saya  tidak pernah berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya mengerti itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Serta selanjutnya, saya dapat uang. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin memiliki pengalaman selaku lonte. Telah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan sebagainya. Serta saya juga jadi kian dekat sama mereka semua. 

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya seperti nyimpan seluruhnya rahasia mereka. Hihihi… Saya mengerti siapakah yang kontolnya sangat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, terkadang saya hingga sampai tahu pekerjaan rumah tangga mereka.  beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi apabila sudah mau, mereka cari saya juga.  Saya  berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba sejumlah hal baru. Misalkan ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pun jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertamanya kali cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Tetapi lambat-laun kebiasa juga.  Saya  jadi semakin tahu dengan Juragan. Wanita yang ada pada poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun udah wafat. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, dan hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian  seperti saya. Saya pun jadi tahu jika dahulu, waktu muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah tertarik seseorang penari juga.  Sekedar masa itu Juragan belum punyai apapun, ditambah lagi penari itu pun simpanan orang camat. Juragan cuman dapat melihat dan memuji dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan lantaran itu pun Juragan terus meminta saya gunakan kemeja serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula puas bila dapat buat Juragan suka. Tambah hari saya tambah terlarut di kehidupan sebagai penari yang berjualan tubuh. Lantaran uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pemuasan hasrat laki laki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tak betul, tetapi tubuh saya selalu meminta lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih melakukan cuma karena duwit. Lama-lama saya kian kritis. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BOHAI DIPERKOSA PART2

Tidak terhitung orang yang buang benih dalam kandung saya. Saya lantas tambah berani. Selanjutnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah merasai tubuh saya, serta saya lantas hamil… Alamiah, jika ingat demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya terus melacur meski perut saya jadi membesar. Serta saya pun lagi tiba ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya mulai mencolok, serta beliau terlihat rada waswas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memecut saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertamanya kali beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, pada seluruhnya konsumen setia saya, saya cuman dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pun tidak tahu. Barangkali karena sehabis Simbok mati, Juragan-lah yang dekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati saat bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau lagi senggama dengan saya, sekalian gantenggnya risau. Rasanya saya pengin membuat beliau tidak panik. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan bergabung dengan tubuh saya.


Nyaris satu tahun sehabis saya dan Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi insiden yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, tetapi tetap keliling menari… Saya sudah seharusnya stop. Tetapi saya mbandel. Saya tak sadar diri di jalan. Yang pasti ada yang lihat serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pas memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun lantaran masih lemas. Seterusnya Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Namun anakmu…" Juragan katakan itu semua sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Kalaupun bukan dikarenakan yang pertama itu, kamu tidak mesti hingga sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama