CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BAHENOL ELIZA PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BAHENOL ELIZA PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BAHENOL ELIZA PART2, Hasrat-Bispak20 Kami kembali arah, dan mereka berdua temaniku balik ke kelas. Serta ke-2  pacarku ini tidak jemu jemunya memikat serta mengejekku mengenai Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuman tersenyum malu serta pasrah terima semuanya ini. Saya cuman dapat mengharap kami selekasnya sampai ke kelasku. Namun waktu kami hingga di muka pintu kelas, tiba-tiba saya terasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak jika ditanyan pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak mesti ah… sesaat saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya sudah dech, tidak boleh lama-kelamaan ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama sama melambai-lambaikan tangan dengan Sherly, selanjutnya masuk ke kelas.

Sherly sendiri terus merengkuh tanganku. Sesungguhnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra seperti berikut, tetapi saya menurut saja sembari mengharapkan dalam hati mudah-mudahan tak ada yang syak wasangka lihat kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami hingga di muka pintu kelasnya Sherly, serta saya menanti Sherly melepas gandengan pada tanganku.

"Sudah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum pada Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak perlu dech, saya kan hanya sesaat", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan model sedih, namun dia lambaikan tangannya.

"Iya, hingga sampai kelak", saya menjawab sembari mengangkat tanganku , lalu saya selekasnya ketujuan toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BAHENOL ELIZA PART2

Waktu saya akan masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama-sama sapa, serta diam diam saya berasa bertanya-tanya, kenapa barusan Vera tersenyum aneh begitu waktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya terus masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya menunjuk satu diantaranya dari 6 kamar kecil yang ada pada dalam sini. Sesudah saya usai buang air kecil dan beres-beres pakaian dan rok seragamku, saya lekas keluar buat balik ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terbendung di saat tau-tau ada suatu tangan yang menahan mulutku.

Belumlah sempat saya bereaksi, sebuah tangan yang lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, namun pelukan ini sangat kuat, sampai tanpa perlawanan yang mempunyai arti, saya telah terbawa masuk ke gudang yang berada di samping toilet, tempat di mana Vera tidak tahu dicabuli atau tengan layani Dedi dan Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu membawaku ke ujung area ini, sampai kami berada di balik timbunan meja serta bangku tua. Tiada melepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia mendesak bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak berapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tak boleh ribut! Secepatnya ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku merinding lantaran saya tahu ini nada Dedi. Saya tercenung sejenak, lalu saya mengusikk lambat. Lebih bagus saya menurutinya, karena kalaupun saya menyebabkan kericuhan, lalu banyak yang mengetahui saya dalam gudang ini lagi berduaan dengan Dedi, apa saja argumennya namaku pasti remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan di mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tiada usaha memandang mengarah Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, tetapi sehabis tontonan itu selesai, saya was-was Dedi tidak akan membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani gairah birahinya di gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati untuk ngeseks waktu ini. Diam diam saya pikir bagaimana biar ini hari saya tidak harus memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki busuk ini. Kemungkinan saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya gak mau tepergok pihak lain lantaran saya mengesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku sebab saya kelamaan ada di dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Pada saat saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi merengkuh lenganku, dan saya arahkan penglihatan mataku ke yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya terheran menyaksikan masuknya seseorang cebol langsung kukenali selaku pelayan satu diantaranya stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, tetapi saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja ialah Cie Fifi, orang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya kira-kira 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini senang memandang tajam menjurus Jenny, Sherly, saya, dan siswi lain yang tengah makan di kantin. Entahlah apa yang dikehendaki Dedi dengan menarikku ke gudang ini saat ia mengetahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sekehendak hati di bangku yang berada di tengah tempat ini. Saya gak ketahui apa yang lagi dilaksanakan, apa menanti seorang, atau dia berencana suatu hal yang lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tiba-tiba pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya tercenung memandang kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras jengkel. Namun anehnya Cie Fifi jadi mendekati sang cebol yang tengah tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam gak menjawab.

Tidak lama kemudian sang cebol berdiri, serta selanjutnya jantungku berdebar-debar cepat menyaksikan suatu panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelinap masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang ada pada dalam rok Cie Fifi, pas di muka pangkal paha Cie Fifi membikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.

Saya lagi melihat sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti merupakan kepala sang cebol itu bergerak gerak, membikin nafsuku perlahan-lahan bangun, dan saya mesti usaha mengendalikan napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut juga turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Parasku berasa panas, saya baru sadar jika rupanya saya pula menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan jengkel. Tetapi tentunya saya gak dapat lakukan perbuatan beberapa macam ketimbang nasibku malahan jadi makin jelek. Saya tidak tahu apa yang bakal terjadi padaku kalaupun saya membuat kerusuhan yang menjadikan sang cebol ini tahu saya berada di sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya gak dapat banyak berbuat saat Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang serta mulai menarikku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, kadangkala kasar, yang benar tingkah Dedi ini membuatku resah serta jantungku berdetak bertambah cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BAHENOL ELIZA PART2

Saya gak berani menangkal lantaran saya takut tepisanku  menyebabkan nada yang bisa-bisa kedengar oleh sang cebol itu maupun Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang jauh makin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk melepaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi sangat kuat untukku buat kusingkirkan demikian saja. Saya mengulet kurang kuat, fokusku untuk memandang fragmen erotis di hadapanku ini mulai bubar karena saya sendiri mulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang selalu meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan selalu meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar dapat peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya menyaksikan menuju Cie Fifi. Rupanya dia tengah pejamkan mata dan mendesah tidak karuan sekalian memegang sembulan pada sisi depan rok yang dikenainya, yang jelas merupakan kepala sang cebol.

Kendati jantungku berdegap cepat menyaksikan itu semuanya, merasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali mengulet, dan saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Namun dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi selalu menempel kuat serta lagi memberinya remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai rusuh dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi jelas, saya mulai menderita karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya pilih stop menggerak-gerakkan badanku, namun saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot mainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku tidak bakal ada berarti untuk Dedi, tetapi saya gak ingin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju pada bab erotis di depanku. Entahlah semenjak kapan, saya memandang satu helai celana dalam yang tergelintang di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu pastilah celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang saat ini sedikit membungkuk, mendesah dan mengerang dengan paras seperti mencegah sakit saat lagi sang cebol repot dalam rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengandaikan di rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang membuat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta saat ini sang cebol itu tidak tahu lagi menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyeruput serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau tengah memikat serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini lebih jadi siap.  Saya sangat terangsang, tidak tahu karena remasan nakal yang sedang dilakukan Dedi pada ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang mengayalkan apa yang berlangsung dalam rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil waktu saya hampir tidak dapat menghentikan diriku buat mendesah karena Dedi mencium tengkuk leherku, dan kondisi jadi kian susah buatku sewaktu saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awal mula Deritaku

"Saya pula anyar ketahui kira-kira dua minggu sebelumnya, jika bu Fifi itu bisa pula digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Pengin rasanya saya menampar Dedi sebab ucapannya yang sangat kurang ajar itu. Tetapi saya gak berani melaksanakannya, selain saya takut kehadiranku di sini tepergok oleh Cie Fifi serta terpenting sang cebol, saya gak ingin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan membuat nasibku lebih jelek.

Karena itu saya cuman dapat memandang Dedi dengan kecewa, namun bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan mengendalikan rintihanku. Saya cuman dapat pasrah biarkan Dedi melumat bibirku hingga ia bahagia.

Tetapi sewaktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha mengendalikan napasku sepelan kemungkinan supaya dengusan napasku ini tidak sampai kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BAHENOL ELIZA PART2

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar nada sang cebol, yang tanpa malu memerintah Cie Fifi langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali memerhatikan mereka. Telunjuk sang cebol menuju ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari udah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 memarahi pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Kendati raut paras Cie Fifi tampak kecewa, Cie Fifi ikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menopangkan ke-2  tangannya di lantai. Lantas Cie Fifi merendahkan badannya dan menggantungkan kepalanya di ke-2  tangannya yang sekarang terlipat tetapi tetap menyangga di lantai.

Tanpa berucap apa apalagi, sang cebol menanggalkan celana panjang dan celana dalamnya yang cukup kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu dan menguak rok Cie Fifi ke atas. Tiada perlawanan sekali-kali dari Cie Fifi saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya lumayan direntangkan sedikit, dan sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol mulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan dan rintihan Cie Fifi. Tidak tahu semenjak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi jika sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidaklah terlalu terheran memandang sikap sang cebol yang berani serta sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak mengira Cie Fifi yang setiap hari dilihat demikian ramah serta enerjik, nyatanya merendam persoalan yang tidak jauh beda denganku. Saya berasa sedih pada Cie Fifi walau dari perbincangan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1x kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi sebuah remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku kalaupun saat ini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya  pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia lagi meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya mengulet kesakitan. Serta kata-kata Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi dapat memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terpikir intimidasi Dedi di dalam tempat tambal ban itu, dan hal tersebut membuatku takut karena secepatnya saya dapat mendapatkan kasus jika Dedi ketahui saya menggunakan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terpikir perihal sejumlah argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana metodenya saya meminta biar Dedi ingin dengar alasanku serta tidak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengesah sampai saya kembali perhatikan Cie Fifi.

Rupanya sang cebol tengah semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali mengulet kesakitan sewaktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan jengkel pada Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi kecewa, dan dia cuma tersenyum senyuman, kelihatannya dia suka sesudah jadikan ke-2  payudaraku ini mainannya mulai sejak barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, bikin kondisi di gudang ini jadi sedikit ribut, jadi saya memikir ini waktu yang cocok buat mengemukakan iktikad serta alasanku di Dedi tanpa ada takut kedengar oleh Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BAHENOL ELIZA PART2

"Ded, saya barusan itu sekedar pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya diomelin sama guru bila saya kelamaan di sini.", saya berbisik perlahan sekalian memandang Dedi dan menanggalkan celana panjangnya sesuai kebutuhan.

Dedi diam, nampaknya dia sedang memikir.

"Ya udah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, dan saya lekas bergeserkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya terheran sementara lihat penis itu udah ereksi, serta di saat saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Telah berdiri Cantik… karena sebab kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit geli pula dengar rayuan porno Dedi. Tetapi saya tidak pengen menghabiskan waktu, saya lekas mulai merayu penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, dan di saat saya melirik mengarah mereka, saya lihat sang cebol tengah menarik penisnya.

Rupanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari beberapa punya banyak pejantan yang sempat meniduriku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, semenjak barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mengerang saja, namun tidak hingga melenguh seperti misalnya wanita yang tengah alami orgasme. Apa sebab penis sang cebol itu begitu pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama